Sebagai seorang sarjana Sastra Indonesia, saya sangat merekomendasikan bacaan-bacaan sastra yang menarik untuk dibaca di waktu senggang. Sastra fantastik merupakan karya sastra yang mengangkat cerita-cerita di mana batas antara dunia nyata dan tidak nyata kabur. Biasanya cerita-cerita fantastik menghasilkan cerita horor, teror, ajaib, gelap, atau gotik. Ini 5 rekomendasi novel sastra fantastik versi saya.
Cala Ibi, Karya Nukila Amal
Bagi kalian yang sudah menyentuh dan membaca sebagian isinya, jangan patah semangat untuk menyelesaikannya. Novel ini penuh dengan bahasa-bahasa perumpamaan. Menghadirkan satu tokoh dengan dua dunia, Maya dan Maia, dalam menghadapi lika liku kehidupan di dunia nyata dan dunia ajaibnya. Saya sendiri baru menyelesaikannya sekitar dua tahun yang lalu. Terkesan berat karena bahasanya, tapi novel ini dapat meningkatkan kemampuan bersastra juga.

Kisah-Kisah Tengah Malam, Karya Edgar Allan Poe
Buku ini terdiri atas 13 cerita pendek, karya sastrawan asal Amerika Serikat, Edgar Allan Poe. Cerpen-cerpennya sangat gelap dan menceritakan kisah-kisah misteri. Ia dikenal sebagai Master of Horror Gothic. Di saat masanya sastrawan membuat karya sastra roman, Poe malah membuat kisah-kisah misteri yang melahirkan nuansa teror dan membuat pembacanya penasaran. Poe lebih banyak menghadirkan tokoh-tokoh yang diserang oleh teror-teror menakutkan yang hanya dirasakan oleh tokoh utamanya, sehingga tokoh lain hanya melihatnya sebagai gangguan psikologis saja.

Cantik itu Luka, Karya Eka Kurniawan
Ini adalah novel yang sangat saya sukai. Selain alur ceritanya yang kompleks, novel ini sudah diterjemahkan ke dalam 38 bahasa. Novel ini bercerita tentang tokoh peranakan Belanda berna Dewi Ayu, yang tumbuh sebagai perempuan dengan karakter yang penuh percaya diri dan tegas. Ia pun menjadi bagian dari perempuan-perempuan masa penjajahan Jepang yang dipaksa menjadi jugun ianfu, pelacur yang melayani tentara Jepang. Novel ini berhasil mencampuradukkan kisah nyata, tahayul, cerita mistis, dan cerita rakyat menjadi lebih kompleks. Seperti ada plot-plot baru dalam kisah sejarah yang tidak bisa kita lupakan begitu saja dalam cerita ini.

Dunia di Dalam Mata, Antologi Cerpen
Antologi cerpen ini menjadi bagian dari hidup saya. Bukan karena saya pernah menulis cerpen di situ. Melainkan buku antologi ini yang mengantarkan saya pada gelar Sarjana Humaniora. Buku ini berisi kumpulan-kumpulan cerpen dari berbagai kalangan. Tidak hanya memuat penulis-penulis yang sudah terkenal seperti Clara Ng, Agus Noor, maupun Eka Kurniawan. Tetapi juga mereka-mereka yang memiliki bakat menulis cerita-cerita teror yang awal mulanya hanya tergabung dalam komunitas fiksimini. Fiksimini yang terkesan seram dikembangkan menjadi sebuah cerita dengan alur yang lebih lengkap dan penuh teror.

Kumpulan Budak Setan, Antologi Cerpen
Lagi-lagi, nama Eka Kurniawan hadir dalam kumpulan cerpen ini. Bisa dibilang, Eka menjadi masternya cerpen fantastik dari Indonesia. Di dalam buku ini, Eka ditemani juga oleh Intan Paramadhita dan Ugoran Prasad. Cerpen-cerpen ini merupakan proyek membaca ulang karya-karya cerpenis horor era 80an, Abdullah Harahap. 12 cerita yang disajikan banyak berisi tentang cerita balas dendam, seks, dan motif-motif pembunuhan dari objek-objek gaib (jimat, hantu, susuk, topeng, dsb).
