Pernah nih, jaman-jaman masih sangat muda gitu beli produk yang bisa mutihin kulit. Tapi yang terjadi malah kulit jadi jerawatan dan berminyak banget. Dulu juga beli produk yang katanya terbuat dari bahan alami. Tapi ternyata malah bikin kulit jadi kering dan sensitif. Yap, kesalahan saya dulu adalah karena ketidaktahuan saya soal apapun tentang komposisi produk skincare. Asal baca label dan klaim di kemasan, saya beli dan templokin aja ke kulit. Dan saya yakin kesalahan itu masih banyak terjadi pada ABG-ABG masa kini.
Cara Membaca Komposisi Produk Skincare
Seiring berjalannya waktu, saya jadi tahu kalau ternyata komposisi di produk tersebut tidak cocok untuk jenis kulit saya. Atau bahkan sangat berbahaya untuk jangka panjang. Berkat mbah gugel pula saya akhirnya menemukan solusinya. Yaitu dengan membaca komposisi produk skincare.
Produsen wajib untuk mencantumkan bahan baku yang digunakan untuk membuat produk tersebut. Jadi, secara tidak langsung, konsumen punya kewajiban untuk membaca komposisi sebelum akhirnya membeli. Maka dari itu, sebagai konsumen memang harus cerdas sebelum membeli. Daripada kecewa di kemudian hari.
Baik makanan dan produk kecantikan, cara membaca komposisinya itu sama. Yaitu dari atas ke bawah. Karena daftar yang komposisinya paling banyak selalu berada di posisi paling atas. Misalnya, sebuah produk sabun menawarkan kandungan aroma bunga melati dan minyak almond sebagai pelembab. Tapi setelah dilihat, bahan baku tersebut terletak di baris belakang, atau di tengah-tengah. Artinya, kandungan tersebut tidak lebih banyak daripada bahan yang paling atas. Tapi jika bahan baku tersebut berada pada tiga baris pertama paling atas, bahan tersebut adalah bahan baku utama dalam pembuatan produk.


Beberapa produk seperti sabun cair, biasanya menggunakan bahan baku air sebagai bahan utama. Pada komposisi bahan, kata ‘air’ atau biasa ditulis dengan ‘aqua‘ pasti terletak paling awal. Itu artinya, presentasi air pada sabun cair lebih banyak daripada bahan-bahan setelahnya.
But that doesn’t mean an ingredient has to be up top to change your skin: Collagen-boosting peptides are effective at low levels, says King. (Tapi hal itu bukan berarti sebuah bahan baku yang ada di atas dapat merubah kulitmu: Collagen-boosting Peptides justru lebih efektif pada level (komposisi) yang rendah, menurut King.) – allure.com
Dengan kata lain, zat yang pertama kali muncul merupakan kandungan yang presentasinya paling banyak daripada bahan sesudahnya. Biasanya, setengah pada bagian awal komposisi bahan yang muncul, sudah menunjukkan presentase kandungan sebanyak 90%. Akan tetapi untuk presentase kandungan yang ada di bawah atau sama dengan 1%, tidak harus muncul di label komposisi. Namun, jika presentasenya lebih atau sama dengan 2%, bahan baku wajib dicantumkan dalam kemasan.
Tips Membaca Komposisi
Selain dari atas ke bawah, ada beberapa tips membaca komposisi.
1. Manfaatkan website database kosmetik
Website database kosmetik ini merupakan website yang dapat memberikan keterangan seberapa bahaya sih bahan sintetis yang ada di dalam produk tersebut. Beberapa brand produk perawatan kulit di dunia sudah memiliki database bahan bakunya di website tersebut. Jadi konsumen dapat mengecek, apakah produk tersebut termasuk kategori bahaya, aman, atau sedang-sedang saja. Situs website database kosmetik yang populer adalah ewg.org. Sayangnya produk-produk yang terdaftar di web tersebut tidak belum ada yang berasal dari brand lokal (Indonesia). 🙁
2. Kenali label klaim kemasan
Pernah membeli produk dengan label ‘alcohol free’ atau ‘no animal tested’? USDA menyarankan supaya 70% bahan perawatan kulit terdiri atas bahan baku yang berasal dari bahan yang dapat tumbuh, dipanen, dan diekstrak secara alami atau organik. Dengan cara tersebut, sebuah produk dapat memperoleh sertifikat keamanan dari USDA, sebuah lembaga sertifikasi keamanan produk kecantikan di Amerika.
3. Kenali bahan yang dapat mengiritasi kulit
Tidak semua orang akan mengalami iritasi pada bahan baku yang sama. Oleh karena itu, penting juga mengenali bahan-bahan yang dapat membuat kulit kita iritasi. Misalnya, produk dengan fragrance dapat membuat si A iritasi, tapi tidak dengan si B. Jadi, A tidak seharusnya membeli produk yang mengandung fragrance, dan B boleh memakainya. Beberapa bahan yang sering mendapat anggapan sebagai penyebab iritasi biasanya adalah SLS pada produk berbusa, fragrance, alcohol, dan sebagainya.
4. Bahan dengan tanda bintang (*)
Ketika membaca komposisi, ternyata ada bahan dengan tanda bintang. Itu artinya, bahan tersebut berasal dari proses secara organik (tanpa proses teknologi atau campuran sintetis). Ini penting untuk mengetahui jika label pada kemasan menunjukkan bahwa produk tersebut organik.

Nah, sekarang tahu kan bagaimana cara menentukan pilihan perawatan kulit yang aman. Dengan membaca komposisi produk skincare, saya bisa tahu produk mana yang baik untuk kulit saya dan anak-anak saya. Jadi tidak perlu khawatir iritasi hanya karena coba-coba.
Aku selalu perhatiin tp krn byk gak ngertinya jd msh nunggu rekomen org dl mba
aku dulu juga gitu. Sampe kudu lama-lama nongkrong di rak kosmetik buat ngapalin ingre, akhirnya browsing dulu. Tapi solusi yg udah aku terapin sih nyari yg natural ingrenya ada di urutan tengah atau ke atas (kalo ada). Atau milih yang komposisinya gak terlalu banyak. Soalnya ada kan kemasan yang ingrenya puaaanjang bgt, itu yg aku hindarin.
Wah iya mbak, aku juga jadi concern sama ingredients semenjak kulit sensi gegara pake Aloe Vera gel punya mamaku >.< Kalau ada embel2 aloe vera langsung melipir ga jadi ambil hahaha
Belakangan aku suka liatin bahasan ingredients produk skincare, terutama serum dan toner nih hehe Menarik bahasannya, padahal dulu jaman Kimia males banget ngapalin nama2 senyawa bahaha!
Saya malah lulusan Sastra dan sekarang tertarik buat ngapalin nama2 komposisi dan fungsinya buat kulit gitu… Hihihi.
Terima kasih sudah mampir, Mbak Nindi.
Pingback: Review: Himalaya Purifying Neem Face Wash - Oktatopia
Pingback: REVIEW: The Originote Hyalucera Moisturizer Gel - Oktatopia