Ketika Kehidupan Media Sosial Lebih Bahagia dari Dunia Nyata

Siapa sih yang kalau bangun tidur benda pertama yang dilihat adalah ponsel pintar? Mengecek sosial media, atau memposting sesuatu di akun media sosialnya. Yang pasti apa yang ditampilkan di media sosial tampak bahagia dari dunia nyata. Fenomena ini saya tengok dari ramainya tagar #savegempi yang akhir-akhir ini muncul di twitter maupun instagram. Awalnya warganet tidak melihat hal aneh dari kehidupan keluarga Gading Gisel ini. Tapi kenyataannya, dunia nyata mereka tertutup rapi dengan postingan-postingan bahagia mereka di media sosial. Apakah kalian pernah merasakan hal seperti ini di media sosial? Berikut ini adalah beberapa tanda bahwa media sosial mulai tidak sehat lagi.

#1 Haus dengan Like dan Komentar

Merasa dicintai dengan adanya like. Sumber ilustrasi: artplusmarketing.com

Ketika memiliki jumlah follower yang banyak, biasanya ada rasa bangga pada diri pemilik akun. Waspadalah jika kamu merasa dengan banyaknya follower, kamu menjadi haus dengan jumlah like dan komentar pujian yang mampir di postingan kamu. Ketika kamu mulai sibuk menjaga citra di sosial media demi ribuan like dan pujian di kolom komentar, tanpa disadari kamu akan menyakiti orang-orang di dunia nyata yang merasa terabaikan demi kehidupanmu di sosial media.

 

#2 Iri dengan Akun Orang Lain

Kadang ada perasaan kesal ketika melihat postingan orang lain dan orang tersebut mendapat banyak pujian. Banyak yang merasa bahwa kehidupan orang lain selalu lebih indah dilihat dari apa yang mereka posting sehari-hari. Padahal kenyataannya belum tentu seperti itu. Tidak semua orang yang tampak bahagia di media sosial memiliki kehidupan nyata yang bahagia.

 

#3 Merasa Menderita Tanpa Jaringan Internet

Tidak ada jaringan membuat stres meningkat. Sumber gambar: Snopes.com

Sesekali saat dihadapkan pada situasi tanpa jaringan internet, selalu ada perasaan nelangsa, menderita, tidak adil, dan kepahitan yang lainnya. Padahal, ketika tidak ada jaringan internet, ada banyak hal positif yang dapat dilakukan seperti berkebun, memasak, membersihkan rumah, dan sebagainya. Gejala seperti ini wajib diwaspadai karena dapat mengganggu kenyamanan orang lain di sekitar kita.

Baca Juga:  5 Kebahagiaan Saya yang Sederhana

 

Jika salah satu dari tiga hal di atas mulai kamu rasakan, mulailah berhati-hati. Jangan sampai demi terlihat bahagia dan mendapat pujian dari banyak orang membuat kita bersaing dengan tidak sehat hingga mengabaikan orang-orang di sekitar kita.

Dampak Buruk Kecanduan Media Sosial

“Kecanduan biasanya mengacu pada perilaku kompulsif (dilakukan secara berulang tanpa disadari, tidak bisa dicegah, dan tidak tertahankan untuk mengurangi kecemasan) yang mengarah ke efek negatif.” Hellosehat.

 

Kecanduan media sosial dapat dijelaskan sebagai perilaku berlebihan dalam menggunakan media sosial secara terus menerus. Misalnya seperti memeriksa lini masa berulang-ulang, mengintai profil orang lain (stalking), atau memposting lebih dari tiga kali dalam waktu satu jam. Akan tetapi, kenyataannya agak susah untuk menyatakan apakah orang tersebut telah mengalami ketergantungan yang merusak atau tidak.

Hal yang perlu diperhatikan ketika kita mengalami kecanduan media sosial tentu saja lingkungan di sekitar kita. Dampak lain yang paling penting adalah kesehatan mental kita. Apa saja sih masalah mental yang jadi korban? Ini dia pengaruh kecanduan media sosial dengan kesehatan mental.

  1. Stres
  2. Mood menurun
  3. Depresi
  4. Kecanduan
  5. Kesepian
Kehilangan rasa percaya diri karena depresi. Sumber ilustrasi: artplusmarketing.com

Nah, mengingat maraknya cyber bullying, kita sebaiknya lebih berhati-hati lagi dalam menggunakan media sosial. Tidak perlu merasa kalah bersaing dengan postingan orang lain. Karena media sosial tidak perlu digunakan untuk mencari pengakuan. Atau lebih tepatnya memaksa orang lain mengakui kita. Tapi media sosial digunakan untuk memudahkan kita berkomunikasi dengan banyak orang.

2 tanggapan pada “Ketika Kehidupan Media Sosial Lebih Bahagia dari Dunia Nyata”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.