5+2 Kebiasaan Sederhana untuk Meningkatkan Kesehatan Mental

Di dunia yang serba modern ini, membuat kita kesulitan untuk menjaga kesehatan. Kita tidak bisa lepas dari rutinitas harian yang melelahkan. Asap kendaraan dan asap rokok yang mulai berlebihan. Serta hal-hal yang terjadi tidak sesuai dengan prinsip hidup kita, membuat kita mengalami penurunan kesehatan mental yang dapat berujung pada depresi. Tidak dapat kita pungkiri bahwa kita hidup di era serangan mental terjadi. Sebagai orang yang pernah hidup di kota besar selama lebih dari tujuh tahun, saya mengalami penurunan itu. Saya menanggulangi penurunan itu dengan mulai melakukan kebiasaan-kebiasaan sederhana untuk meningkatkan kesehatan mental dengan cara berikut.

Tidur yang Cukup

Saya mulai mengalami gangguan tidur saat duduk di bangku kuliah. Saat itu saya merasa gagal di jurusan yang saya geluti saat itu. Dan saya mulai sering keluar malam, di atas jam 12 malam saya pasti keliling Surabaya untuk melepas penat. Akibatnya saya jadi kurang tidur. Dan mulai mengganggu kegiatan kuliah saya.

Setelah lulus kuliah dan mendapatkan gelar sarjana, saya mulai menjadi pengangguran dan secara tidak sadar memperbanyak jam tidur saya. Ajaibnya, saya lebih segar bugar untuk menjalani aktivitas lainnya. Saya menemukan aktivitas positif yang dapat saya lakukan. Meskipun saya awalnya tidak menyukai aktivitas itu, ketika tubuh saya mendapatkan waktu tidur yang cukup, saya dapat melakukan aktivitas dari pagi hingga sore dengan baik.

 

Berkebun

Arus urbanisasi yang meningkat menyebabkan lalu lintas di perkotaan semakin sesak. Aktivitas di perkotaan semakin meningkat dan faktor-faktor penyebab meningkatnya stres pada penduduk perkotaan juga ikut meningkat. Inilah yang menjadi alasan mengapa saya suka tinggal di Nganjuk.

Bumbu dapur
Menanam bumbu dapur. Sumber mhag.com

Selama di Nganjuk, berkebun selalu saya sempatkan. Menanam bunga, sayur, atau hanya sekedar menumbuhkan kecambah dari benih buah yang baru saya makan. Saya selalu merasa senang melihat anak-anak saya tumbuh besar dan sehat. Ini membantu pikiran saya untuk terus berpikir sesuatu yang bahagia. Dan ini berdampak pada kehidupan sosial saya sehari-hari seperti menyapa tetangga yang sedang lewat atau membantu tetangga mendapatkan bumbu masakan yang ada di kebun saya secara gratis. It feels better to help people.

 

Baca Juga:  Jika Saya Menjadi Full Time Blogger

Banyak Membaca

Saya pernah membaca artikel tentang kebiasaan membaca yang dapat mengurangi gejala penyebab Alzheimer. Saya sendiri mengamatinya dari kebiasaan ayah dan nenek saya yang berbanding terbalik 180 derajat. Nenek saya berusia 80 tahun dan memiliki hobi membaca. Beliau membaca buku apapun di rumah saya. Sampai sekarang beliau secara fisik sangat sehat, dan ingatannya lebih baik daripada ayah saya yang 30 tahun lebih muda dari beliau.

Ayah saya tidak memiliki kebiasaan membaca. Beliau sering lupa dengan hal-hal sepele seperti meletakkan helm, dompet atau barang lainnya yang sebenarnya sudah ada di tangannya. Sementara ayah saya mengalami komplikasi jantung, ginjal, dan diabetes, nenek saya hanya sekali menjalani perawatan di rumah sakit. Itu saja hanya karena masuk angin parah. Dari hasil pengamatan saya itu, saya harus memastikan bahwa budaya membaca harus tetap ada untuk masa depan mental manusia yang lebih baik.

 

Makan Sayur Mentah

“You are what you eat” (Kamu adalah apa yang kamu makan)

Pernah membaca kalimat di atas? Saya pernah menjalani kehidupan sebagai vegetarian selama 7 bulan. Hanya untuk coba-coba. Selama menjalani kebiasaan itu, saya merasa tubuh lebih ringan dan emosi lebih terkontrol daripada saat saya banyak mengkonsumsi daging.

Setelah saya kembali mengkonsumsi daging, saya berjanji pada diri saya untuk tidak mengkonsumsi daging berlebihan. Di tempat tinggal saya, lalapan adalah salah satu solusi saya untuk meningkatkan konsumsi sayur mentah. Karena sayur yang dimasak memungkinkan mengalami penurunan jumlah nutrisi yang ada pada sayuran tersebut. Oleh karena itu, ketika menumis sayur, saya usahakan memasaknya tidak terlalu lama.

 

Olahraga

Berolahraga adalah salah satu cara saya mengatasi masalah pengendalian emosi.  Saat masih SMA, saya sering bersepeda. Ketika teman-teman lain sudah punya SIM tembakan untuk mengendarai sepeda motornya, saya masih tetap santai dengan sepeda jengki saya. Kebiasaan ini membantu saya untuk berpikir lebih tenang ketika menghadapi persoalan, terutama saat sedang belajar untuk ujian.

Baca Juga:  5 Blogger Favorit Panutanku
Manfaat olahraga
Manfaat olahraga untuk kesehatan mental. Sumber: sportengland.org

Saat menjelang pernikahan pun, olahraga zumba juga membantu saya untuk menjaga tubuh tetap bugar. Selain membantu menurunkan berat badan juga, olahraga membantu saya menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dulu saya bekerja sebagai editor yang sangat terikat dengan deadline. Sementara untuk menyiapkan kebutuhan pernikahan juga membutuhkan usaha yang tidak sebentar. Olahraga ini tidak hanya seperti bersepeda atau zumba. Tetapi juga bersih-bersih rumah, bagi saya juga bentuk olahraga yang baik untuk kesehatan mental saya.

 

Bonus Dua

Hindari Toxic People

Toxic people dapat berasal dari teman kerja atau bahkan anggota keluarga. Orang dengan tipe toxic people ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  • Pencemburu
  • Drama Queen
  • Selalu minta tolong
  • Egois
  • Terlalu sensitif
  • Selalu Playing Victim
  • Terlalu mudah berpikiran negatif

Orang-orang dengan karakter di atas biasanya sangat mengganggu rutinitas sehari-hari. Nah, baik di lingkungan kerja dan keluarga, saya memiliki orang seperti itu. Meskipun berat, saya memilih untuk menjauh untuk kesehatan mental saya yang lebih baik.

 

Mendekatkan Diri pada Sang Pencipta

Ini merupakan hal yang paling pribadi. Tapi kebiasaan ini menurut saya memang sangat mujarab untuk mengatasi masalah kesehatan mental. Dengan mendekatkan diri pada Sang Pencipta, saya dapat mengurangi beban pikiran duniawi yang seharusnya tidak perlu saya pikirkan. Ada beberapa masalah duniawi yang seharusnya bisa kita pasrahkan pada Sang Pencipta. Ada beberapa masalah duniawi yang dapat kita usahakan untuk diselesaikan. Meyakini bahwa Sang Pencipta adalah obat dari segala rasa sakit di hati dan pikiran membuat semua beban terasa ringan.

 

Itulah 5+2 kebiasaan sederhana saya menjaga kesehatan mental. Menjaga kesehatan mental juga akan menjaga tubuh kita dari berbagai masalah kesehatan tubuh. Saya percaya karena ada pelepasan hormon-hormon dalam tubuh kita yang dapat mempengaruhinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.