Sebagai blogger, saya tidak berdiri secara tiba-tiba. Ada beberapa blogger yang menginspirasi saya untuk tetap menulis dan mencintai hobi ini. Beberapa sudah pernah saya sebutkan dalam artikel 3 Alasan Menulis Blog di hari kedua Blogger Perempuan Network 30 days Challenge. Berikut sedikit ulasan saya mengapa saya menjadikan mereka-mereka ini sebagai bagian dari blogger favorit yang menjadi panutan saya.
Katie Wells – WellnessMama.com
Saya termasuk orang yang sedang berjuang dengan gaya hidup sehat. Karena keluarga saya –para senior– mengalami banyak masalah kesehatan. Saya sangat ingin mencoba beberapa cara gaya hidup sehat mulai dari pilihan makanan dan produk skincare.
Selain dari postingannya tentang gaya hidup sehatnya, saya juga suka dengan cara dia menyampaikan tulisannya secara jelas dan tidak asal tulis. Ia memiliki latar belakang jurnalis yang memiliki keinginan untuk hidup sehat dan menulisnya dalam blog. Blog yang ia dirikan ini juga memiliki tim sendiri untuk melakukan riset tentang proyek yang akan mereka kerjakan. Keren, kan?
Heather Dessinger – Mommypotamus.com
Momblogger ini tidak jauh beda dengan Katie Wells. Mereka berdua berteman baik juga, lho. Jadi Heather dan suaminya merupakan penggemar junk food, dulunya. Sampai suatu ketika mereka mengalami masalah penurunan imun yang berasal dari apa yang mereka makan.
Sejak mengalami hal itu, Heather dan suaminya memutuskan untuk hidup sehat. Heather berbagi banyak hal tentang gaya hidup sehatnya dengan makanan organik. Blog ini ia kelola sendiri lho. Maka dari itu saya sangat kagum dengan usahanya untuk menyebarkan gaya hidup sehat di tengah-tengah modernitas. Sama halnya dengan Katie, Heather juga melakukan riset sebelum membuat postingan blognya.
Genevieve Howland – MamaNatural.com
Ia adalah seorang bidan dan sangat berpengetahuan tentang kesehatan janin. Sewaktu hamil anak pertama, blog ini adalah blog yang paling sering saya kunjungi. Melalui blog ini, saya jadi tahu bagaimana saya harus berupaya supaya saya bisa melahirkan secara normal.
Blog ini memiliki panduan yang sangat spesifik dan penjelasan yang menarik. Setiap bulannya saya selalu mengecek perkembangan bayi melalui Due Date Calculator. Dari sini saya dapat membayangkan bagaimana posisi janin saya di usianya yang ke sekian. Selain itu saya juga dapat mempersiapkan apa saja makanan yang boleh saya konsumsi di usia kandungan tertentu dan kapan saya mulai bersiap-siap dengan perlengkapan pasca-melahirkan.
Ayunda Damai – AyundaDamai.com
Blog ini dikelola oleh Damai. Dia adalah gadis kecil asal Surabaya yang sejak kecil oleh orang tuanya mulai dilatih untuk menulis blog sendiri. Damai adalah anak dari mantan dosen saya sewaktu kuliah di Psikologi, Pak Bukik Setiawan. Sejak saya diajar oleh beliau, sejak awal beliau sangat getol untuk membangun kembali semangat literasi melalui tulisan pada mahasiswanya. Dari sinilah saya mulai mengenal blog.
Kemudian melalui facebook Pak Bukik, saya melihat beliau sering share blog anaknya, Damai. Setelah saya baca saya merasa tergerak untuk ikut menulis blog. Kalau anak SD saja bisa menulis sesederhana ini, kenapa saya yang waktu itu masih kuliah tidak membuat blog sendiri. Akhirnya di 2009 saya mulai belajar tentang blog. Tulisan yang dibagi Damai sebenarnya sangat inspiratif. Bahasanya lugas, khas anak-anak. Dari blog Damai ini, saya juga memperoleh pandangan bagaimana saya harus belajar mendekatkan diri pada anak dan mengajaknya untuk mencintai dunia menulis. Semoga nanti Hay bisa mencintai dunia tulis-menulis seperti emaknya.
Agus Mulyadi – AgusMulyandi.web.id
Sesekali saya butuh penyegaran dengan bacaan-bacaan lucu dan menghibur, tetapi tepat sasaran. Tulisan dari Agus Mulyadi ini adalah favorit saya. Saya belum pernah bertemu secara langsung, tapi membaca tulisannya dan status-status di media sosialnya, saya yakin dia adalah orang yang kocak.
Belum lagi kalau membaca tulisan-tulisan sarkasnya di Mojok.co itu. Saya selalu terhibur dengan bahasa khas masyarakat Jawa yang syarat dengan humor sarkas dan segala tingkah laku yang sederhana tapi lucu. Tulisan-tulisan Agus memang lekat dengan budaya Jawa dan tingkah-tingkah lucu masyarakat biasa. Seperti menonton acara ludruk, tapi versi tulisan digital.
